Sumber gambar: t1.gstatic.com
Bagaimana seharusnya aku menilai diriku?
Bagaimana seharusnya aku membuat keputusan-keputusan
pada titik kehancuran dalam hidup?
Apakah frustasi dan kesia-siaan akhir dari hidup terdiri dari fakta yang semuanya tampak tidak penting sebenarnya berarti sesuatu?
Apakah hidup, bagaimanapun juga, merupakan sebuah dongeng yang diceritakan oleh seorang idiot, penuh dengan bunyi dan kemarahan, tanpa arti apa-apa?
Dimanakah teman?.....
Dimanakah kawan yang katanya karib?...
Saat terjatuh tak lagi ada kawan yang senantiasa singgah...
Saat terpuruk tak adalagi tangan yang menopang....
Itulah dunia kita...dunia penuh topeng...
Itulah dunia kita....dunia penuh kepuraan....
Dalam kosong telaga hidup...masih tersisa satu oase kehidupan, penopang hati yang lara.....dia-lah keluarga, yang setia setiap saat....seperti mentari yang tak pernah ingkar janji.....(#Sebuah catatan)
No comments:
Post a Comment