Sumber gambar: koleksi syennyfu
Katakanlah dengan bunga. Demikian orang menegaskan bahwa bunga memiliki kekuatan sebagai media komunikasi. Namun sudah sejak lama bunga juga dipercaya memiliki kekuatan sebagai sumber pengobatan dan penyembuhan. Berbagai literatur kitab-kitab klasik banyak menulis manfaat dari bunga. Sebelum tahun 1350 M, Jalaludin Abdurrahman As-Suyuthi, seorang ahli obat-obatan di masa lampau, banyak mengupas tentang manfaat bunga mawar yang digadang-gadang sebagai rajanya dari semua bunga, melati yang memiliki khasiay sebagai penenang dan masih banyak lagi khasiat bunga yang telah tercatat.
Pada tahun 1930, Edward Bach, seorang Doktor asal Inggris berhasil membongkar misteri di balik bunga. Setelah ia mengamati banyak manusia, dan menyimpulkan, bahwa sikap mental seperti ketakutan, kecemasan, tidak percaya diri dan rasa ingin memiliki itu sama artinya dengan menyiapkan dirinya menghadapi ragam serangan penyakit. Sebaliknya jika pola pikir orang itu menjadi positif, melalui penggunaan terapi bunga atau terapi energi lainnya, maka penyakit akan pergi karena tidak dapat bertahan lebih lama lagi.
Dr. Bach menyadari, kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit ada kemungkinan sulit diperbaiki lagi, tetapi ia menyakini banyak penyakit dapat dihindarkan dengan mengubah sikap mental. Jadi obat-obatan versi Bach (dengan energi bunga) juga dimanfaatkan untuk mencegah penyakit sekaligus mengurangi pengaruh dari situasi dan kondisi yang tidak dapat dihindarkan.
Proses penguatan dan pembersihan aura berawal dari meningkatnya kebugaran fisik dan fsikis yang salah satunya didapatkan melalui mandi bunga. Selain energi bunga, aroma bunga-bunga tertentu juga dapat mempengaruhi pusat saraf manusia untuk beraktivitas yang serba positif.
Dengan terapi bunga dapat ditangkal energi-energi negatif yang hinggap ditubuh kita. Pada akhirnya energi positif yang ada ditubuh kita akan memancar keluar dan menimbulkan auro kecantikan tubuh. (Dari berbagai sumber)
No comments:
Post a Comment