Pages

30.10.14

Bersukacita Dalam Hidup

                         Sumber gambar: t3.gstatic.com


Sukacita bukanlah hal yang sama dengan sikap acuh. Coba Anda perhatikan ragam iklan yang menggambarkan tentang suasana liburan di sebuah pantai, tampak terlihat bagaimana keceriaan mereka dan seakan-akan mereka berkata "mari tinggalkan segala sesuatu, dan bersenang-senanglah" yah! Dalam liburan adalah satu resepnya yaitu sukacita. Yakin banyak orang setuju dengan hal ini.


Namun, sukacita bukanlah hal yang sama dengan "kesenangan", yaitu, kegembiraan yang riang dari seseorang yang selalu merupakan suatu pesta, orang yang dapat diandalkan untuk senda gurau dan keriangan umum dan tentangnya orang mengatakan tidak pernah ada waktu yang membosankan ketika orang itu ada.


Orang mungkin mempunyai temperamen yang gembira meskipun demikian kehilangan sukacita. Atau orang mungkin seorang yang pendiam dengan wajah melankolis meskipun demikian ia mempunyai sukacita yang berkelimpahan. Namun bukanlah seperti itu, sukacita merupakan kebiasaan hati, dimasukkan dan ditopang sebagai mutu yang menetap dari hidup seseorang melalui disiplin bersukacita. Sukacita bukanlah kecelakaan temperamen atau pemeliharaan yang tidak dapat diramalkan; sukacita adalah sebuah pilihan dalam menjalani kehidupan.


Coba Anda perhatikan saat sukacita menghampiri, Anda dengan bebas berteriak, melompat dan menari penuh bahagia; sukacita mengubah sekedar eksistensi menjadi hidup yang sesungguhnya. Sukacita menghasilkan air mata, dan ketika Anda menangis karena sukacita, itu bukanlah gambaran kesedihan.


Coba perhatikan sekali lagi, masih ingatkah Anda pada saat anak Anda diusia tujuh atau delapan tahun berguling-guling di lantai dengan mata penuh air mata, lantas mengatakan, "Ayah atau  ibu aku sangat bahagia! Aku begitu bahagia!" Dengan penuh kegirangan dan kebahagiaan ia luapkan sukacitanya. Mengapa demikian? Pada saat itu untuk pertama kalinya ia dapat mengalahkan Anda dalam sebuah permainan misalnya.


Sukacita-sukacita kanak-kanak yang begitu alami mengapa kala dewasa tak lagi dapat muncul? Apakah kebahagiaan yang sederhana itu harus hilang begitu saja, padahal hidup adalah sukacita. Hanya dengan sukacita beban hidup tak terasa dan dapat berlalu. Sukacita merupakan salah satu inti dari kehidupan yang mendatangkan kebahagiaan dan hanya orang yang selalu menghidupkan "sukacita" di dalam hatinya yang akan mendapatkan "mudahnya" menjalani hidup ini. Bersukacitalah dalam sepanjang hidup Anda maka berkat itu akan berlimpah dalam kehidupan.








No comments:

Post a Comment