Sumber gambar: t 2.gstatic.com
Apakah makanan itu?
Makanan adalah suatu bahan yang dibutuhkan manusia biasanya diperoleh dari hasil bertani atau berkebun yang meliputi sumber hewan dan tumbuhan. Beberapa orang ada yang menolak untuk memakan makanan dari hewan seperti, daging, telur dan lain-lain. Mereka yang tidak suka memakan daging dan sejenisnya disebut vegetarian yaitu orang yang hanya memakan sayuran sebagai makanan pokok mereka. Pada umumnya bahan makanan mengandung beberapa unsur atau senyawa seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, enzim, pigmen dan lain-lain.
Makanan yang biasa dikonsumsi oleh Manusia diolah melalui dimasak, direbus atau pun di kukus Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat membantu manusia dalam mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan otak. Memakan makanan yang bergizi akan membantu pertumbuhan manusia, baik otak maupun badan. Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Protein, karbohidrat, dan lemak adalah salah satu contoh gizi yang akan didapatkan dari makanan.
Setiap jenis gizi mempunyai fungsi yang berbeda. Karbohidrat merupakan sumber tenaga sehari-hari. Salah satu contoh makanan yang mengandung karbohidrat adalah nasi. Protein digunakan oleh tubuh untuk membantu pertumbuhan, baik otak maupun tubuh. Lemak digunakan oleh tubuh sebagai cadangan makanan dan sebagai cadangan energi. Lemak akan digunakan saat tubuh kekurangan karbohidrat, dan lemak akan memecah menjadi glukosa yang sangat berguna bagi tubuh saat membutuhkan energi. Kecukupan makanan dapat dinilai dengan status gizi secara antropometri.
Apakah antropometry?
Antropometri sendiri berasal dari bahasa Yunani yang mengandung arti "pengukuran tubuh manusia". Jadi dalam hal ini secara ke-ilmuan, antropometri itu sendiri adalah suatu ilmu yang mengkhususkan dalam pengukuran tubuh manusia baik itu pertumbuhan maupun perkembangannya.
Namun seiring dengan waktu dan perkembangan jaman yang modern dan serba "cepat", terjadi suatu perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari, nutrisi, dan komposisi etnis dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk epidemik kegemukan), dan membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data antropometrik.
Konsep dasar yang harus dipahami dalam menggunakan antropometri adalah konsep dasar pertumbuhan. Dimana pertumbuhan secara gamblang dapat diartikan terjadinya perubahan sel tubuh dalam 2 bantuk yaitu :
1) pertambahan sel dan
2) pembelahan sel, yang secara akumulasi perjadinya perubahan ukuran tubuh.
Jadi pada dasarnya menilai status gizi dengan metode antropometri adalah menilai pertumbuhan. Hanya saja pertumbuhan dalam pengertian pertambahan sel memiliki batas waktu tertentu. Para pakar antropometri sepakat bawah pada umumnya pertumbuhan manusia dalam arti pertambahan sel akan berhenti pada usia 18-20 tahun, walaupun masih ditemukan dalam beberapa kasus, sebelum usia18 tahun pertumbuhan sudah berhenti, dan sebaliknya setelah 20 tahun masih ada kemungkinan pertumbuhan masih berjalan.
Stres Oksidatif
Memilih sumber makanan dan cara mengolah yang benar agar nutrisi dan vitamin yang sangat dibutuhkan tubuh, harus menjadi prioritas utama yang diperhatikan. Asupan makanan yang banyak "merugikan" bagi tubuh dalam jumlah yang banyak dan secara periodik dapat menjadi pemicu utama timbulnya ragam penyakit yang kronis dan berbahaya. Penumpukan asupan makanan yang "merugikan" dalam tubuh ini menimbulkan radikal bebas atau "Stres Oksidatif".
Stres oksidatif adalah keadaan di mana jumlah radikal bebas di dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralkannya. Akibatnya intensitas proses oksidasi sel-sel tubuh normal menjadi semakin tinggi dan menimbulkan kerusakan yang lebih banyak. Literatur medis membuktikan bahwa stres oksidatif adalah penyebab utama penuaan dini dan timbulnya penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, alzheimer, dan lain-lain. Stres oksidatif dapat dicegah dan dikurangi dengan asupan antioksidan yang cukup dan optimal ke dalam tubuh.
Transformasi protein yang terjadi akibat stres oksidatif dapat mengakibatkan disfungsi protein, kerusakan jaringan dan berkembangnya berbagai jenis penyakit. Beberapa senyawa organik yang umumnya menyebabkan stres oksidatif, dihasilkan oleh reaksi oksidasi berbagai jenis polyunsaturated fatty acid (PUFA), antara lain senyawa dengan gugus karbonil tak jenuh jenis alfa, beta seperti 4-hydroxy-2-nonenal (HNE), 4-oxo-2-nonenal (ONE), dan akrolein.Senyawa dari golongan aldehida ini dapat menyebabkan adduct intramolekular atau intermolekular terhadap protein.
Memilih Makanan Yang Baik dan Sesuai Dengan Kebutuhan Tubuh
Bagaimanakah kita memilih makanan untuk tubuh kita? Haruskah memilih makanan yang mahal? Makanan yang harus kita konsumsi bukan terletak pada mahalnya suatu produk atau pun oleh karena produk tersebut merupakan barang impor. Perlu diketahui bahwa produk yang mahal ataupun produk impor adalah suatu "barang" yang bagus dan memiliki sumber gizi dan protei yang paling baik. Tidak seperti itu yang sebenarnya, sebab banyak sekali produk yang makanan yang asli olahan Indonesia dan asli produk dari negeri tercinta ini, memiliki unsur gizi dan protei yang tinggi dengan harga yang luarbiasa murah dan terjangkau. Seperti halnya "tempe" dan "tahu" dimana dari kedua bahan makanan ini memiliki unsur protein dan gizi yang luarbiasa tinggi.
Dan hal ini di akui oleh ahli gizi dan nutrisi dunia, malah pernah ada suatu penelitian dari ilmuwan Amerika terhadap penyakit "kanker" dimana negara Asia memiliki tingkat penderita kanker yang sangat kecil. Setelah dilakukan riset dan penelitian ternyata berhubungan dengan konsumsi dari makanan "tempe" dan "tahu" serta produk turunan olahan kedelai lainnya, singkatnya produk dari olahan kedelai ini dapat menghambat pertumbuhan sel penyebab penyakit kanker.
Pedoman Gizi Seimbang
Dalam hal asupan makanan bagi tubuh, di Indonesia sendiri di kenal satu program yang dinamakan 4 sehat 5 sempurna yang kali pertama dicetuskan pada tahun 1950 , slogan ini mengacu pada program nutrisi Negara Amerika yaitu " basic four" yang di cetuskan Negara Amerika pada tahun 1940. Namun sayang program 4 sehat 5 sempurna ini secara umum membuat nilai hitung gizi dan perotein yang harus di konsumsi tubuh, tidak disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin seseorang. Sehingga hal ini akan menimbulkan persepsi yang keliru bagi masyarakat tentang asupan gizi bagi tubuh. Untuk itu program 4 sehat 5 sempurna ini di sempurnakan melalui pedoman gizi seimbang yang dicetuskan pemerintah dan dituangkan pada Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang menyebutkan secara eksplisit "Gizi Seimbang" dalam program perbaikan gizi. Untuk memudahkan masyarakat dalam memahami konsep gizi seimbang ini tentunya diperlukan sebuah program sosialisasi yang baik. Dalam hal ini para pakar gizi yang bergabung dalam Yayasan Institut Danone Indonesia (DII) bersama para penulis dari Tabloid Nakita (Kompas-Gramedia), mengadaptasi piramida sesuai dengan budaya Indonesia, dalam bentuk tumpeng dengan nampannya yang untuk selanjutnya disebut sebagai “Tumpeng Gizi Seimbang” (TGS). TGS ini dirancang untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat, sesuai dengan berbagai kebutuhan menurut usia (bayi, balita, remaja, dewasa dan usia lanjut), dan sesuai keadaan kesehatan (hamil, menyusui, aktivitas fisik, sakit).
Tumpeng Gizi Seimbang, yang dibuat oleh Yayasan Institut Danone Indonesia, menggambarkan 4 prinsip Gizi Seimbang (TGS), yang mana meragakan 4 prinsip Gizi Seimbang (GS): aneka ragam makanan sesuai kebutuhan, kebersihan, aktivitas fisik dan memantau berat badan ideal.
TGS ini terdiri atas beberapa potongan tumpeng: satu potongan besar, dua potongan sedang, dua potongan kecil, dan di puncak terdapat potongan terkecil. Luasnya potongan TGS menunjukkan porsi makanan yang harus dikonsumsi setiap orang per hari. TGS yang terdiri atas potongan-potongan itu dialasi oleh air putih. Artinya, air putih merupakan bagian terbesar dan zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan aktif.
Dalam sehari, kebutuhan air putih untuk tubuh minimal 2 liter (8 gelas). Setelah itu, di atasnya terdapat potongan besar yang merupakan golongan makanan pokok (sumber karbohidrat). Golongan ini dianjurkan dikonsumsi 3—8 porsi. Kemudian di atasnya lagi terdapat golongan sayur dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral. Keduanya dalam potongan yang berbeda luasnya untuk menekankan pentingnya peran dan porsi setiap golongan. Ukuran potongan sayur dalam PGS sengaja dibuat lebih besar dari buah yang terletak di sebelahnya. Dengan begitu, jumlah sayur yang harus dilahap setiap hari sedikit lebih besar (3-5 porsi) daripada buah (2—3 porsi). Selanjutnya, di lapisan ketiga dari bawah ada golongan protein, seperti daging, telur, ikan, susu dan produk susu (yogurt, mentega, keju, dan lain-lain) di potongan kanan, sedangkan di potongan kiri ada kacang-kacangan serta hasil olahan seperti tahu, tempe, dan oncom.
Terakhir dan menempati puncak TGS makanan dalam potongan yang sangat kecil adalah minyak, gula, dan garam, yang dianjurkan dikonsumsi seperlunya. Pada bagian bawah tumpeng terdapat prinsip Gizi Seimbang lain, yaitu pola hidup aktif dengan berolahraga, menjaga kebersihan dan pantau berat badan. Karena prinsip gizi seimbang didasarkan pada kebutuhan zat gizi yang berbeda menurut kelompok umur, status kesehatan, dan jenis aktivitas, maka satu macam TGS tidak cukup. Diperlukan beberapa macam TGS untuk ibu hamil dan menyusui, bayi dan balita, remaja, dewasa, dan usia lanjut.
Dengan adanya pedoman gizi seimbang ini diharapkan masyarakat Indonesia lebih memahami akan pentingnya asupan gizi yang berimbang. Dan semangat ini diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang sehat serta tentunya mendapatkan hasil berupa masyarakat yang sehat dan cerdas. Tentunya "sehat" adalah sebuah hal yang utama dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas sehari-hari. Hal ini bila kita kaitkan dengan pidato perdana presiden ke-tujuh Republik Indonesia yang baru saja di lantik pada tanggal 20 Oktober 2014 yaitu bapak Ir. H. Joko Widodo atau yang akrab di sapa "Jokowi" sangat sejalan, dimana Jokowi mengharapkan masayarakat Indonesia memiliki budaya"kerja, kerja dan kerja". Tentunya modal utama untuk melakukan hal tersebut adalah dengan memiliki tubuh yang sehat. (Sumber tulisan: wikipedia.org, kompas.com, detikhealth.com)
No comments:
Post a Comment