Pages

13.12.13

TERAPI PENYAKIT MATA DENGAN BUAH KEBEN



Mata merupakan indra yang paling penting dan sensitif dalam kehidupan manusia. Jika mata rusak atau tidak bisa melihat, tentulah kita akan merasakan betapa gelapnya dunia dan pastilah aktifitas kita menjadi terganggu. Bagi sebagian dari kita tentulah hal ini menjadikan suatu keputus asaan yang mendalam bahkan membuat kita menjadi frustasi. Mata merupakan suatu organ yang sangat berharga dalam organ tubuh kita tanpa mengesampingkan organ tubuh yang lain yang semuanya juga penting bagi tubuh kita. Namun dari matalah awal kita dapat mengetahui beragam bentuk yang nampak di bumi ini. Apabila mata kita telah menjadi rusak dapatkah kita memperbaikinya, atau dengan kata lain bilakah mata kita sakit dapat kita obati? Tentu saja kita dapat melakukan pengobatan secara medis, namun pertanyaannya, berapakah biaya yang harus kita keluarkan untuk mengobatinya? Namun sekarang ini banyak terdapat obat yang terbuat dari tanaman yang lebih kita kenal sebagai tanaman herbal, diantaranya penyembuhan penyakit mata dengan buah keben.


APAKAH BUAH KEBEN ITU?

Tanaman Keben
Divisi                 : Magnoliophyta
Kelas                 : Magnoliopsida
Subkelas            : Dilleniidae
Ordo                 : lecythidales
Family               : Barringtoniaceae Rudholphi
Genus                        : Barringtonia
Spesies              : Barringtonia asiatica Kurz
Sinonim             : Barringtonia speciosa J.R. Forster
Nama daerah      : Bitung, butun (Menado), Butun (Sunda), Butung/Keben (Jawa)
                          Keben-keben (Bali), Utong (Alor), bitung tumbak (Minahasa)
                          Hutu (Minahasa), mijimu (Halmahera Utara), mojiu (Ternate)


Morfologi dan Habitat
Keben merupakan tanaman berbentuk pohon yang berkayu lunak dengan ketinggian 5-17 meter dan diameter batang sekitar 50 cm. pohon ini umumnya mempunyai banyak percabangan yang terletak di bagian bawah batang mendekati tanah. System perakarannya juga banyak dan sebagian tergenang di air laut ketika sedang pasang. Daunya besar, mengkilap, dan berdaging. Daun muda yang berwarna merah tua dengan tulang daun merah muda terlihat sangat cantik. Setelah tua, daun tersebut akan berubah menjadi kekuningan.

Rabon pi, sebutan buah keben di Papua, memiliki bunga selebar 15 cm yang berwarna putih dengan benang sari merah muda. Buahnya seukuran kepalan tangan orang dewasa, memiliki pangkal persegi, berwarna hijau ketika masih muda dan akan menjadi cokelat setelah tua dan kering.
Pohon yang juga dikenal dengan sebutan fish poison tree ini mudah ditemukan di sepanjang pantai, pinggiran luar hutan bakau, pinggiran sungai dataran rendah,  mencakup seluruh lautan India dan Pasifik. Karena keindahan daun dan bunganya, tanaman ini juga banyak dibudidayakan di daerah-daerah tropis dan di perbanyak dengan bijinya.


Kandungan Senyawa Aktif dan Efek Farmakologis  
Hingga saat ini telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengungkap kandungan senyawa aktif dalam tanaman keben. Greshoff, peneliti dari Belanda menemukan zat-zat seperti saponin beracun di dalam biji yang sudah diterapkan dalam ilmu kedokteran. Dari penelitian-penelitian lain diketahui bahwa selain saponin, buah dan biji keben juga mengandung asam galat; asam hidrosianat yang terdiri dari monosakrida; serta triterpenoid yang terdiri dari asam bartogenat, asam 19-epibartogenat, dan asam anhidrobartogenat. Senyawa aktif dalam biji keben diduga kuat bertanggung jawab dalam pengobatan mata adalah dari golongan saponin.

Beberapa jenis saponin telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi dari keben, misalnya ranuncosida VIII, barrinin A1, 3-O-{[b-D-galactopyranosyl(1’!3)-b-D-glucopyranoyl(1’12)], 22-O-(2-methylbutyroyloxy, dsb. Saponin yang berada dalam biji Barringtonia tersebut adalah jenis baru yang sampai dengan buku ini di tulis belum dapat dikenali. Dengan kandungan senyawa tersebut, keben telah dilaporkan memiliki banyak aktivitas farmakologi seperti antibakteri, antijamur, dan antitumor.


Pemanfaatan Secara Tradisonal
Secara tradisonal, keben telah banyak dimanfaatkan oleh penduduk local di suatu daerah untuk mengobati berbagai penyakit atau untuk kegunaan yang lain. Penggunaan keben secara tradisional di suatu daerah ternyata berbeda dengan daerah lainnya. Pemanfaatan yang umum dan sama di banyak daerah adalah untuk membius ikan agar mudah ditangkap, termasuk oleh penduduk local Papua, kepulauan Solomo dan Samoa.

Di kepulauan Cook, hasil parutan biji keben dicampur dengan krim kelapa digunakan untuk mengobati luka bakar dengan cara dioleskan ditempat yang terluka. Di Fiji, dekotum (air rebusan) dari daun keben digunakan untuk menyembuhkan hernia. Sementara itu, dekoktum kulit batangnya digunakan untuk mengobati konstipasi dan epelepsi (ayan). Di Filipina, daun keben yang telah dipanaskan digunakan untuk mengobati penyakit perut dan rematik, sedangkan bijinya untuk mengobati cacingan. Di Indonesia, biji keben umumnya di gunakan untuk meracuni ikan, juga untuk mengobati penyakit kudis dan kejang perut. Sementara batang kayunya di manfaatkan sebagai bahan bangunan walaupun tidak bertahan lama. Abu biji-biji keben yang dipirik manjadi serbuk dan dicampur dengan ramuan-ramuan lain digunakan untuk pengobatan, baik dalam maupun luar terhadap kolik (mulas).


RAGAM PENYAKIT PADA MATA

Banyak sudah ragam penyakit yang menyerang pada organ mata, ada yang disebabkan oleh bakteri, virus maupun berawal dari kurangnya perawatan peda organ mata. Sepertihalnya membaca sambil tiduran,  membaca di tempat yang kurang pencahayaan, banyak bermain game, dan lain sebagainya akibat dari kelalaian kita untuk menjaga kesehatan mata. Secara umum jenis penyakit mata apa saja yang banyak menyerang pada organ mata?

Katarak
Katarak merupakan penyakit mata yang dicirikan dengan adanya kabut pada lensa mata. Lensa mata normal transparan dan mengandung banyak air, sehingga cahaya dapat menembusnya dengan mudah. Walaupun sel-sel baru pada lensa akan selalu terbentuk, banyak faktor yang dapat menyebabkan daerah di dalam lensa menjadi buram, keras, dan pejal.

Penyakit katarak banyak terjadi di Negara-negara tropis seperti Indonesia. Hal ini berkaitan dengan faktor penyebab katarak, yakni sinar ultraviolet yang berasal dari sinar matahari. Penyebab lainnya adalah kekurangan gizi yang dapat mempercepat proses berkembanganya katarak.

Secara umum terdapat 4jenis katarak seperti berikut:
1.     Congenital, merupakan katarak yang terjadi sejak lahir dan berkembang pada tahun pertama hidupnya.
2.     Traumatik, merupakan katarak yang terjadi karena kecelakaan pada mata.
3.     Sekunder, katarak yang disebabkan oleh konsumsi obat seperti prednisone dan kortikostreoid, serta penderita diabetes. Katarak diderita 10 kali lebih umum oleh penderita diabetes daripada oleh populasi secra umum.
4.     Katarak yang berkaitan dengan faktor usia, merupakan jenis katarak yang paling umum.

Pterigium 
Pterigium merupakan penyakit mata yang ditandai dengan adanya pertumbuhan daging di kornea mata. Daging tersebut merupakan konjuntiva (membrane yang menyelimuti bagian putih mata) yang tumbuh tidak normal ke dalam kornea. Pterigium bisa berukuran kecil atau bisa pula tumbuh membesar dan mengganggu penglihatan.

Glaukoma
Galukoma merupakan kelainan mata yang dicirikan dengan rusaknya saraf optic yang berfungsi untuk membawa pesan-pesan cahaya dari mata ke otak. Kerusakan serat optic ini disebabkan oleh kelebihan cairan humor yang mengisi bagian dalam bola mata. Cairan mata yang diproduksi oleh jaringa-jaringan di depan bola mata ini sebenarnya berfungsi untuk membawa makanan untuk kornea mata dan lensa mata. Cairan mata juga akan memperthankan tekanan di dalam bola mata agar bentuknya tetap terjaga dengan baik.

Myopia (Mata Minus)
Myopia atau sering disebut cadok adalah jenis kelainan mata yang menyebabkan penderitanya tidak dapat melihat benda dari jarak jauh dengan baik. Myopia sering disertai dengan gangguan mata silindris (astigmatis). Kelainan ini timbul dari dalam atau dibawa sejak seseorang masih kecil. Mata minus kecil umumnya dikoreksi dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak. Namun untuk mata dengan minus tinggi, penggunaan kacamata seringkali menyebabkan aktivitas penderita terganggu karena kacamata yang digunakan pasti berlensa tebal. Bila sudah demikian, diperlukan operasi refraktif untuk mengatasinya.
                                                                           
Hipermetropia (Mata Plus)
Hipermetropia adalah jenis kelainan mata yang menyebabkan penderitanya dapat melihat dari jarak jauh dengan lebih baik daripada dari jarak dekat. Disebut pula dengan mata plus, rabun dekat dan hiperopia. Umumnya penyakit mata ini mncul oleh karena faktor pertambahan usia, biasanya di atas usia 40 tahun.


Astigmatis (Silindris)  
 Adalah ketidakteraturan lengkung-lengkung permukaan bias mata yang berakibat tidak terpusatnya sinar cahaya pada satu titik di selaput jala (retina) mata. Ada dua jenis astigmatis, yaitu astigmatis kornea yang disebabkan oleh ketidakteraturan lengkung atau daya bias kornea dan satunya astigmatis lensa yang mengakibatkan ketidakteraturan daya bias lensa. Astigmatis, menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan melihat sesuatu secara jelas atau menjadi kabur, terutama obyek-obyek yang berukuran kecil.

KISAH PENEMUAN OBAT TETES KEBEN
Didaerah Manokwari dan Serui, masyarakat telah lama menggunakan biji buah keben untuk membius ikan supaya mudah ditangkap. Caranya, biji keben dilumatkan dengan atau tanpa dicampur akar tuba dan ditaburkan di permukaan kolam. Setelah beberapa saat ikan-ikan yang bersembunyi didalm lopak-lopak dan paluh-paluh kolam akan mengambang di permukaan sehingga lebih mudah ditangkap. Namun, ikan-ikan tersebut tidak mati, hanya pingsan selama sekitar 20 menit. Mengapa begitu? Dugaannya, saponin, glukosida dan beberapa zat dari biji buah keben melumpuhkan system saraf pada badan dan mata ikan.

Fenomena tersebut membuat Heinrich tertarik untuk mencoba memanfaatkan biji keben untuk mengobati gangguan pada mata manusia. Saat itu ia berfikir bahwa biji keben yang ditaburkan ke kolam telah mempengaruhi system saraf mata ikan sehingga ia seperti pingsan. Dan karena ikan tersebut ternyata dapat pulih kembali, berarti biji keben itu tidak merusak mata. Itulah yang membuat ia yakin bahwa ekstrak biji keben dapat mengobati gangguan mata dan tidak membahayakan kesehatan manusia.

Dari situlah awalnya Heinrich mulai tertarik dan akhirnya melakukan percobaan dan uji sampel sampai dengan waktu yang cukup lama akhirnya ia menemukan komposisi yang tepat dari ekstrak biji keben itu. Tepatnya pada Desember 2002, komposisi obat tetes ini rampung terbuat dari biji keben yang berspesies B. asiatica dan B. excels tanpa campuran bahan lain. Tahap awal dari uji coba hasil obat tetes ini adalah pada dirinya sendiri dimana ia menderita penyakit hipermetropia plus 4. Setelah ditetesi sebanyak 20 kali, masing-masing mata 2 tetes (1 tetes ~0,06 ml) setiap 2 hari sekali , ia merasakan ada perbaikan. Saat itu, hipermetropia dimatanya telah turun menjadi plus 2. Hasil uji coba ini semakin membuatnya yakin bahwa obat in tidak menimbulkan efek samping atau membahayakan kesehatan orang lain. Hanya saja setelah ditetesi, mata akan terasa pedih selama 15-30 menit. Dan dari hasil uji coba itulah ia pun melanjutkan uji coba pada orang-orang disekitar tempat tinggalnya, kini obat tetes dari biji keben ini telah terbukti dapat menyembauhkan pelbagai penyakit pada mata, dari 40.000 orang yang telah memakai obat tetes mata dari biji keben ini 85% telah mengalami kesembuhan total.

Gangguan Mata dan Mekanisme Kerja Keben
Katarak
Obat tetes mata keben telah terbukti dapat mengobati seluruh penyakit katarak baik ringan maupun berat. Senyawa aktif dalam obat tetes ini yang bertanggung jawab terhadap penyembuhan penyakit katarak adalah saponin. Deterjen alami ini memiliki efek meningkatkan aktivitas proteasome, yaitu protein yang mampu mendegrasi berbagai jenis protein menjadi polipeptida-polipeptida pendek dan asam-asam amino. Karena aktivitas inilah lapisan protein yang menutupi lensa mata penderita katarak secara bertahap “dicuci” sehingga lepas dari lensa dan keluar dari mata berupa cairan kental berwarna putih kekuningan. Bagi penderita katarak yang juga penderita diabetes, sebelum dilakukan pengobatan, kadar gula harus terkontrol di bawah 200 mg/dl setelah makan. Selama menggunakan obat tetes mata mata keben, penggunaan obat tetes mata konvensional dari dokter harus dihentikan. Setelah 1,5 bulan, penderita dianjurkan memeriksakan matanya ke dokter untuk mengetahui apakah sudah bersih total atau belum. Apabila kataraknya sudah bersih, pengobatan dengan keben dapat dihentikan. Namun bila belum bersih, pengobatan harus dilanjutkan hingga bersih, supaya tidak muncul katarak baru.

Myopia dan Astigmatis
Selama proses pengobatan dengan keben, penurunan minus dan silindris akan terjadi secara progresif. Karena itu, kacamta yang sudah tidak cocok karena minusnya atau silindrisnya berkurang sebaiknya tidak dipaksakan untuk dipakai terus. Pergantian kacamata dapat dilakukan bila sudah tidak ada penurunan angka minus atau silindrisnya. Untuk memonitor penurunannya, penderita disarankan untuk memeriksakan matanya ke dokter secara berkala sebulan sekali.

Waktu yang diperlukan untuk penyembuhan myopia tergantung pada beberapa faktor, terutama besarnya minus, usia penderita, dan atau tidaknya penyakit diabetes. Dari pengalaman empiris yang sudah ada, melalui pengawasan dokter, setelah dilakukan 10-12 penetesan minusnya berkurang 0,5. Selanjutnya secara progresif, minus akan menurun hingga mencapai tertentu atau sembuh total. Penetesan dilakukan setiap 2 hari sekali, masing-masing 2 tetes.

hipermetropia
Obat tetes mata keben dapat menyembuhkan total kelainan mata plus yang umumnya diderita oleh orang lanjut usia. Sama seperti pada kasus mata minus, selama pengobatan penurunan plus akan terjadi secara progresif. Cara kerja dan waktu yang diperlukan untuk hipermetropia sama dengan myopia dan silindris.

Pterigium
Pterigium terutama berkaitan dengan reaksi-reaksi inflamasi yang seringkali dibarengi infeksi. Karena itu, ekstrak biji keben yang memiliki aktivitas antiinflamasi dan antimikroba dapat mengobati pterigium secara efektif. Sama seperti pada kasus katarak, selama menggunakan obat tetes keben, obata tetes mata konvensional dari dokter harus dihentikan. Setelah pengobatan selama kurang lebih 1,5 bulan, penderita dianjurkan untuk memeriksakan matanya ke dokter untuk mengetahui apakah ptergiumnya sudah bersih total atau belum. Bila sudah bersih hentikan pengobatan namun bila belum lanjutkan pengobatan hingga bersih total.

Glaukoma
Dari pengalaman empiris terbukti bahwa obat tetes mata keben ini dapat menyembuhkan glaucoma. Herbal keben menurunkan tekanan intraokuler dengan menurunkan laju produksi cairan mata atau meningkatkan laju pengeluarannya.

Infeksi Mikroba
Dengan efek farmakologi antimikroba dan antiinflamasi yang dimilikinya, obat tetes keben dapat menyembuhkan berbagai penyakit infeksi mikroba seperti bakteri, virus, dan jamur. Penyakit infeksi ini sebagian besar akibat infeksi mikroba antara lain mata gatal sehingga ingin selalu digosok, merah, dan sedikit bengkak.

Sinusitis dan Migraen
Selain untuk mengobati gangguan mata, obat tetes keben juga dapat digunakan untuk menyembuhkan sinusitis dan migraen. Salah satu gejala dari kedua penyakit tersebut adalah rasa sakit dan adanya tekanan pada mata yang dibarengi dengan perubahan visual. Namun dalam pengobatan sinusitis dan migraen, obat tetes keben akan lebih efektif bila dibarengi dengan mengonsumsi minyak herbal Radix Vitae.


Semoga informasi yang singkat ini dapat bermanfaat bagi khalayak pembaca dan memberikan faedah bagi kita semua. Dan bagi khalayak pembaca yang menginginkan informasi lebih lanjut mengenai pengobatan alternatif dengan ekstrak biji keben ataupun ingin mengetahui informasi dimana obat herbal ini dapat diperoleh ataupun berkonsultasi secara langsung dengan bapak Heinrich Melcher dapat menghubungi beliau di nomor :
Layanan Produk          : 0812-9174926
Konsultasi pemakaian   : 0815-5280929
Sumber informasi        : www.agromedia.net

1 comment: