Mata
merupakan indra yang paling penting dan sensitif dalam kehidupan manusia. Jika
mata rusak atau tidak bisa melihat, tentulah kita akan merasakan betapa
gelapnya dunia dan pastilah aktifitas kita menjadi terganggu. Bagi sebagian
dari kita tentulah hal ini menjadikan suatu keputus asaan yang mendalam bahkan
membuat kita menjadi frustasi. Mata merupakan suatu organ yang sangat berharga
dalam organ tubuh kita tanpa mengesampingkan organ tubuh yang lain yang
semuanya juga penting bagi tubuh kita. Namun dari matalah awal kita dapat
mengetahui beragam bentuk yang nampak di bumi ini. Apabila mata kita telah
menjadi rusak dapatkah kita memperbaikinya, atau dengan kata lain bilakah mata
kita sakit dapat kita obati? Tentu saja kita dapat melakukan pengobatan secara
medis, namun pertanyaannya, berapakah biaya yang harus kita keluarkan untuk
mengobatinya? Namun sekarang ini banyak terdapat obat yang terbuat dari tanaman
yang lebih kita kenal sebagai tanaman herbal, diantaranya penyembuhan penyakit
mata dengan buah keben.
APAKAH BUAH KEBEN ITU?
Tanaman Keben
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : lecythidales
Family : Barringtoniaceae Rudholphi
Genus : Barringtonia
Spesies : Barringtonia asiatica Kurz
Sinonim : Barringtonia speciosa J.R.
Forster
Nama
daerah : Bitung, butun (Menado),
Butun (Sunda), Butung/Keben (Jawa)
Keben-keben (Bali), Utong (Alor), bitung
tumbak (Minahasa)
Hutu (Minahasa), mijimu (Halmahera Utara),
mojiu (Ternate)
Morfologi dan Habitat
Keben
merupakan tanaman berbentuk pohon yang berkayu lunak dengan ketinggian 5-17
meter dan diameter batang sekitar 50 cm. pohon ini umumnya mempunyai banyak
percabangan yang terletak di bagian bawah batang mendekati tanah. System
perakarannya juga banyak dan sebagian tergenang di air laut ketika sedang
pasang. Daunya besar, mengkilap, dan berdaging. Daun muda yang berwarna merah
tua dengan tulang daun merah muda terlihat sangat cantik. Setelah tua, daun
tersebut akan berubah menjadi kekuningan.
Rabon
pi, sebutan buah keben di Papua, memiliki bunga selebar 15 cm yang berwarna
putih dengan benang sari merah muda. Buahnya seukuran kepalan tangan orang
dewasa, memiliki pangkal persegi, berwarna hijau ketika masih muda dan akan
menjadi cokelat setelah tua dan kering.
Pohon
yang juga dikenal dengan sebutan fish poison tree ini mudah ditemukan di
sepanjang pantai, pinggiran luar hutan bakau, pinggiran sungai dataran
rendah, mencakup seluruh lautan India
dan Pasifik. Karena keindahan daun dan bunganya, tanaman ini juga banyak
dibudidayakan di daerah-daerah tropis dan di perbanyak dengan bijinya.
Kandungan Senyawa Aktif dan Efek
Farmakologis
Hingga
saat ini telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengungkap kandungan
senyawa aktif dalam tanaman keben. Greshoff, peneliti dari Belanda menemukan
zat-zat seperti saponin beracun di dalam biji yang sudah diterapkan dalam ilmu
kedokteran. Dari penelitian-penelitian lain diketahui bahwa selain saponin,
buah dan biji keben juga mengandung asam galat; asam hidrosianat yang terdiri
dari monosakrida; serta triterpenoid yang terdiri dari asam bartogenat, asam
19-epibartogenat, dan asam anhidrobartogenat. Senyawa aktif dalam biji keben
diduga kuat bertanggung jawab dalam pengobatan mata adalah dari golongan
saponin.
Beberapa
jenis saponin telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi dari keben, misalnya
ranuncosida VIII, barrinin A1,
3-O-{[b-D-galactopyranosyl(1’!3)-b-D-glucopyranoyl(1’12)],
22-O-(2-methylbutyroyloxy, dsb. Saponin yang berada dalam biji Barringtonia
tersebut adalah jenis baru yang sampai dengan buku ini di tulis belum dapat
dikenali. Dengan kandungan senyawa tersebut, keben telah dilaporkan memiliki
banyak aktivitas farmakologi seperti antibakteri, antijamur, dan antitumor.
Pemanfaatan Secara Tradisonal
Secara
tradisonal, keben telah banyak dimanfaatkan oleh penduduk local di suatu daerah
untuk mengobati berbagai penyakit atau untuk kegunaan yang lain. Penggunaan
keben secara tradisional di suatu daerah ternyata berbeda dengan daerah
lainnya. Pemanfaatan yang umum dan sama di banyak daerah adalah untuk membius
ikan agar mudah ditangkap, termasuk oleh penduduk local Papua, kepulauan Solomo
dan Samoa.
Di
kepulauan Cook, hasil parutan biji keben dicampur dengan krim kelapa digunakan
untuk mengobati luka bakar dengan cara dioleskan ditempat yang terluka. Di
Fiji, dekotum (air rebusan) dari daun keben digunakan untuk menyembuhkan
hernia. Sementara itu, dekoktum kulit batangnya digunakan untuk mengobati
konstipasi dan epelepsi (ayan). Di Filipina, daun keben yang telah dipanaskan
digunakan untuk mengobati penyakit perut dan rematik, sedangkan bijinya untuk
mengobati cacingan. Di Indonesia, biji keben umumnya di gunakan untuk meracuni
ikan, juga untuk mengobati penyakit kudis dan kejang perut. Sementara batang
kayunya di manfaatkan sebagai bahan bangunan walaupun tidak bertahan lama. Abu biji-biji
keben yang dipirik manjadi serbuk dan dicampur dengan ramuan-ramuan lain
digunakan untuk pengobatan, baik dalam maupun luar terhadap kolik (mulas).
RAGAM PENYAKIT PADA MATA
Banyak
sudah ragam penyakit yang menyerang pada organ mata, ada yang disebabkan oleh
bakteri, virus maupun berawal dari kurangnya perawatan peda organ mata.
Sepertihalnya membaca sambil tiduran,
membaca di tempat yang kurang pencahayaan, banyak bermain game, dan lain
sebagainya akibat dari kelalaian kita untuk menjaga kesehatan mata. Secara umum
jenis penyakit mata apa saja yang banyak menyerang pada organ mata?
Katarak
Katarak
merupakan penyakit mata yang dicirikan dengan adanya kabut pada lensa mata.
Lensa mata normal transparan dan mengandung banyak air, sehingga cahaya dapat
menembusnya dengan mudah. Walaupun sel-sel baru pada lensa akan selalu
terbentuk, banyak faktor yang dapat menyebabkan daerah di dalam lensa menjadi
buram, keras, dan pejal.
Penyakit
katarak banyak terjadi di Negara-negara tropis seperti Indonesia. Hal ini
berkaitan dengan faktor penyebab katarak, yakni sinar ultraviolet yang berasal
dari sinar matahari. Penyebab lainnya adalah kekurangan gizi yang dapat
mempercepat proses berkembanganya katarak.
Secara
umum terdapat 4jenis katarak seperti berikut:
1.
Congenital,
merupakan katarak yang terjadi sejak lahir dan berkembang pada tahun pertama
hidupnya.
2.
Traumatik,
merupakan katarak yang terjadi karena kecelakaan pada mata.
3.
Sekunder,
katarak yang disebabkan oleh konsumsi obat seperti prednisone dan
kortikostreoid, serta penderita diabetes. Katarak diderita 10 kali lebih umum
oleh penderita diabetes daripada oleh populasi secra umum.
4.
Katarak
yang berkaitan dengan faktor usia, merupakan jenis katarak yang paling umum.
Pterigium
Pterigium
merupakan penyakit mata yang ditandai dengan adanya pertumbuhan daging di
kornea mata. Daging tersebut merupakan konjuntiva (membrane yang menyelimuti
bagian putih mata) yang tumbuh tidak normal ke dalam kornea. Pterigium bisa
berukuran kecil atau bisa pula tumbuh membesar dan mengganggu penglihatan.
Glaukoma
Galukoma
merupakan kelainan mata yang dicirikan dengan rusaknya saraf optic yang
berfungsi untuk membawa pesan-pesan cahaya dari mata ke otak. Kerusakan serat
optic ini disebabkan oleh kelebihan cairan humor yang mengisi bagian dalam bola
mata. Cairan mata yang diproduksi oleh jaringa-jaringan di depan bola mata ini
sebenarnya berfungsi untuk membawa makanan untuk kornea mata dan lensa mata.
Cairan mata juga akan memperthankan tekanan di dalam bola mata agar bentuknya
tetap terjaga dengan baik.
Myopia (Mata Minus)
Myopia
atau sering disebut cadok adalah jenis kelainan mata yang menyebabkan
penderitanya tidak dapat melihat benda dari jarak jauh dengan baik. Myopia
sering disertai dengan gangguan mata silindris (astigmatis). Kelainan ini
timbul dari dalam atau dibawa sejak seseorang masih kecil. Mata minus kecil
umumnya dikoreksi dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak. Namun untuk
mata dengan minus tinggi, penggunaan kacamata seringkali menyebabkan aktivitas
penderita terganggu karena kacamata yang digunakan pasti berlensa tebal. Bila
sudah demikian, diperlukan operasi refraktif untuk mengatasinya.
Hipermetropia (Mata Plus)
Hipermetropia
adalah jenis kelainan mata yang menyebabkan penderitanya dapat melihat dari
jarak jauh dengan lebih baik daripada dari jarak dekat. Disebut pula dengan
mata plus, rabun dekat dan hiperopia. Umumnya penyakit mata ini mncul oleh
karena faktor pertambahan usia, biasanya di atas usia 40 tahun.
Astigmatis (Silindris)
Adalah ketidakteraturan lengkung-lengkung
permukaan bias mata yang berakibat tidak terpusatnya sinar cahaya pada satu titik
di selaput jala (retina) mata. Ada dua jenis astigmatis, yaitu astigmatis
kornea yang disebabkan oleh ketidakteraturan lengkung atau daya bias kornea dan
satunya astigmatis lensa yang mengakibatkan ketidakteraturan daya bias lensa.
Astigmatis, menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan melihat sesuatu secara
jelas atau menjadi kabur, terutama obyek-obyek yang berukuran kecil.
KISAH PENEMUAN OBAT TETES KEBEN
Didaerah
Manokwari dan Serui, masyarakat telah lama menggunakan biji buah keben untuk
membius ikan supaya mudah ditangkap. Caranya, biji keben dilumatkan dengan atau
tanpa dicampur akar tuba dan ditaburkan di permukaan kolam. Setelah beberapa
saat ikan-ikan yang bersembunyi didalm lopak-lopak dan paluh-paluh kolam akan
mengambang di permukaan sehingga lebih mudah ditangkap. Namun, ikan-ikan
tersebut tidak mati, hanya pingsan selama sekitar 20 menit. Mengapa begitu?
Dugaannya, saponin, glukosida dan beberapa zat dari biji buah keben melumpuhkan
system saraf pada badan dan mata ikan.
Fenomena
tersebut membuat Heinrich tertarik untuk mencoba memanfaatkan biji keben untuk
mengobati gangguan pada mata manusia. Saat itu ia berfikir bahwa biji keben
yang ditaburkan ke kolam telah mempengaruhi system saraf mata ikan sehingga ia
seperti pingsan. Dan karena ikan tersebut ternyata dapat pulih kembali, berarti
biji keben itu tidak merusak mata. Itulah yang membuat ia yakin bahwa ekstrak
biji keben dapat mengobati gangguan mata dan tidak membahayakan kesehatan
manusia.
Dari
situlah awalnya Heinrich mulai tertarik dan akhirnya melakukan percobaan dan
uji sampel sampai dengan waktu yang cukup lama akhirnya ia menemukan komposisi
yang tepat dari ekstrak biji keben itu. Tepatnya pada Desember 2002, komposisi
obat tetes ini rampung terbuat dari biji keben yang berspesies B. asiatica dan
B. excels tanpa campuran bahan lain. Tahap awal dari uji coba hasil obat tetes
ini adalah pada dirinya sendiri dimana ia menderita penyakit hipermetropia plus
4. Setelah ditetesi sebanyak 20 kali, masing-masing mata 2 tetes (1 tetes ~0,06
ml) setiap 2 hari sekali , ia merasakan ada perbaikan. Saat itu, hipermetropia
dimatanya telah turun menjadi plus 2. Hasil uji coba ini semakin membuatnya
yakin bahwa obat in tidak menimbulkan efek samping atau membahayakan kesehatan
orang lain. Hanya saja setelah ditetesi, mata akan terasa pedih selama 15-30
menit. Dan dari hasil uji coba itulah ia pun melanjutkan uji coba pada
orang-orang disekitar tempat tinggalnya, kini obat tetes dari biji keben ini
telah terbukti dapat menyembauhkan pelbagai penyakit pada mata, dari 40.000
orang yang telah memakai obat tetes mata dari biji keben ini 85% telah
mengalami kesembuhan total.
Gangguan Mata dan Mekanisme Kerja Keben
Katarak
Obat
tetes mata keben telah terbukti dapat mengobati seluruh penyakit katarak baik
ringan maupun berat. Senyawa aktif dalam obat tetes ini yang bertanggung jawab
terhadap penyembuhan penyakit katarak adalah saponin. Deterjen alami ini
memiliki efek meningkatkan aktivitas proteasome, yaitu protein yang mampu
mendegrasi berbagai jenis protein menjadi polipeptida-polipeptida pendek dan
asam-asam amino. Karena aktivitas inilah lapisan protein yang menutupi lensa
mata penderita katarak secara bertahap “dicuci” sehingga lepas dari lensa dan
keluar dari mata berupa cairan kental berwarna putih kekuningan. Bagi penderita
katarak yang juga penderita diabetes, sebelum dilakukan pengobatan, kadar gula
harus terkontrol di bawah 200 mg/dl setelah makan. Selama menggunakan obat
tetes mata mata keben, penggunaan obat tetes mata konvensional dari dokter
harus dihentikan. Setelah 1,5 bulan, penderita dianjurkan memeriksakan matanya
ke dokter untuk mengetahui apakah sudah bersih total atau belum. Apabila
kataraknya sudah bersih, pengobatan dengan keben dapat dihentikan. Namun bila
belum bersih, pengobatan harus dilanjutkan hingga bersih, supaya tidak muncul
katarak baru.
Myopia dan Astigmatis
Selama
proses pengobatan dengan keben, penurunan minus dan silindris akan terjadi
secara progresif. Karena itu, kacamta yang sudah tidak cocok karena minusnya atau
silindrisnya berkurang sebaiknya tidak dipaksakan untuk dipakai terus.
Pergantian kacamata dapat dilakukan bila sudah tidak ada penurunan angka minus
atau silindrisnya. Untuk memonitor penurunannya, penderita disarankan untuk
memeriksakan matanya ke dokter secara berkala sebulan sekali.
Waktu
yang diperlukan untuk penyembuhan myopia tergantung pada beberapa faktor,
terutama besarnya minus, usia penderita, dan atau tidaknya penyakit diabetes.
Dari pengalaman empiris yang sudah ada, melalui pengawasan dokter, setelah
dilakukan 10-12 penetesan minusnya berkurang 0,5. Selanjutnya secara progresif,
minus akan menurun hingga mencapai tertentu atau sembuh total. Penetesan
dilakukan setiap 2 hari sekali, masing-masing 2 tetes.
hipermetropia
Obat
tetes mata keben dapat menyembuhkan total kelainan mata plus yang umumnya
diderita oleh orang lanjut usia. Sama seperti pada kasus mata minus, selama
pengobatan penurunan plus akan terjadi secara progresif. Cara kerja dan waktu
yang diperlukan untuk hipermetropia sama dengan myopia dan silindris.
Pterigium
Pterigium
terutama berkaitan dengan reaksi-reaksi inflamasi yang seringkali dibarengi
infeksi. Karena itu, ekstrak biji keben yang memiliki aktivitas antiinflamasi
dan antimikroba dapat mengobati pterigium secara efektif. Sama seperti pada
kasus katarak, selama menggunakan obat tetes keben, obata tetes mata
konvensional dari dokter harus dihentikan. Setelah pengobatan selama kurang
lebih 1,5 bulan, penderita dianjurkan untuk memeriksakan matanya ke dokter
untuk mengetahui apakah ptergiumnya sudah bersih total atau belum. Bila sudah
bersih hentikan pengobatan namun bila belum lanjutkan pengobatan hingga bersih
total.
Glaukoma
Dari
pengalaman empiris terbukti bahwa obat tetes mata keben ini dapat menyembuhkan
glaucoma. Herbal keben menurunkan tekanan intraokuler dengan menurunkan laju
produksi cairan mata atau meningkatkan laju pengeluarannya.
Infeksi Mikroba
Dengan
efek farmakologi antimikroba dan antiinflamasi yang dimilikinya, obat tetes
keben dapat menyembuhkan berbagai penyakit infeksi mikroba seperti bakteri,
virus, dan jamur. Penyakit infeksi ini sebagian besar akibat infeksi mikroba
antara lain mata gatal sehingga ingin selalu digosok, merah, dan sedikit
bengkak.
Sinusitis dan Migraen
Selain
untuk mengobati gangguan mata, obat tetes keben juga dapat digunakan untuk
menyembuhkan sinusitis dan migraen. Salah satu gejala dari kedua penyakit
tersebut adalah rasa sakit dan adanya tekanan pada mata yang dibarengi dengan
perubahan visual. Namun dalam pengobatan sinusitis dan migraen, obat tetes
keben akan lebih efektif bila dibarengi dengan mengonsumsi minyak herbal Radix
Vitae.
Semoga
informasi yang singkat ini dapat bermanfaat bagi khalayak pembaca dan
memberikan faedah bagi kita semua. Dan bagi khalayak pembaca yang menginginkan
informasi lebih lanjut mengenai pengobatan alternatif dengan ekstrak biji keben
ataupun ingin mengetahui informasi dimana obat herbal ini dapat diperoleh
ataupun berkonsultasi secara langsung dengan bapak Heinrich Melcher dapat
menghubungi beliau di nomor :
Layanan
Produk : 0812-9174926
Konsultasi
pemakaian : 0815-5280929
Sumber
informasi : www.agromedia.net
menghilangkan bopeng bekas jerawat
ReplyDeletecara menghilangkan jerawat pasir
antibiotik untuk jerawat
jerawat di dagu
jerawat matang
masker kunyit untuk jerawat
aspirin jerawat
Ciri-Ciri Jerawat
cara menghilangkan jerawat whitehead
obat jerawat karena hormon