Tidak ada yang dapat memastikan sejak kapan tradisi meracik dan meminum
jamu itu muncul. Tapi diyakini tradisi ini telah berjalan ratusan tahun.
Tradisi meracik dan meminum jamu sudah membudaya pada periode kerajaan
Hindu-Jawa. Hal ini dibuktikan dengan adanya prasasti Madhawapura dari
jaman Majapahit yang menyebutkan adanya profesi "tukang meracik jamu"
yang disebut Acaraki.
Tradisi tersebut terus dikembangkan di keraton Yogya dan Solo, yang
kemudian menjadi referensi utama bagi hampir semua perusahaan jamu di
Indonesia. Meski demikian, sampai permulaan abad XX tradisi tersebut
masih menjadi sesuatu yang eksklusif, hanya dikerjakan oleh kalangan
tertentu saja. Sampai akhirnya Tan Swan Nio dan Swiem Tjiong Nio
memasalkannya dengan mendirikan Djamoe Industrie en Chemicalien Handel
"IBOE" tjap 2 Njonja pada tahun 1910 di Surabaya. Sejak saat itu sejarah
jamu dimulai.
Perbedaan yang paling mencolok antara jamu dengan obat modern terletak
dari bahan pembuatannya. Jamu menggunakan berbagai macam tumbuh-tumbuhan
yang langsung diambil dari alam. Sedangkan obat modern dihasilkan dari
senyawa bahan-bahan kimia sintetis. Oleh karen itu, tingkat efek samping
jamu relatif sangat minim dibanding dengan obat modern. Jamu merupakan
obat alami yang bebas efek samping.
Ada beberapa bentuk formula jamu yang siap pakai. Bentuk bubuk merupakan
yang paling umum. Namun adanya perkembangan teknologi membuat bentuk
jamu tidak terkesan tradisional lagi. Bamyak produsen jamu yang sudah
mencetaknya dalam bentuk pil, kapsul, tablet, maupun dalam bentuk yang
cair.
Dewasa ini banyak yang menggunakan jamu sebagai bahan dasar perawatan
tubuh. Diantaranya adalah perawatan yang menggunakan jamu secara
menyeluruh (full jamu body treatment), kombinasi dari pijatan tubuh dan
lulur serta mandi bunga. Pertama-tama tubuh akan dipijat dengan
essential oil yang mengandung aroma kayu manis (cinnamon), lengkuas,
daun salam atau sesuai dengan selera selama 60 menit. Kemudian
dilanjutkan dengan scrub yang berfungsi untuk mempercepat regenerasi
kulit. Scrub yang digunakan juga memakai bahan jamu-jamuan, diantaranya
adalah kunyit, tepung beras, jahe, lengkuas. Dan agar kelembapan kulit
maksimal, tubuh dimasker dengan menggunakan earth and flowers (terbuat
dari bahan campuran jamu dan bunga). Setelah itu, berendam di air bunga
yang juga telah ditetesi esential oil.
Kesempurnaan perwatan tubuh tadi rasanya kurang lengkap bila tidak
memberikan asupan jamu bagi tubuh kita. Jamu yang diminum adalah paduan
kunyit, asam jawa, jahe dan gula merah. Fungsinya adalah untuk
memberikan kehangatan kepada tubuh, melancarkan peredaran darah,
memulihkan stamina dan dapat membuat kulit terlihat bersih serta putih
bercahaya.
Bila Anda tidak memiliki waktu ataupun tidak sempat untuk melakukannya
di rumah. Bagi Anda yang di Jakarta, dapat melakukan perawatan ini di
Jamu Body Treatment yang terdapat di bilangan Cipete, Jakarta Selatan.
(Berbagai Sumber)
Jamu, Terapi Tradisional Yang Masih Berkilau
Written By Unknown on 15.10.14 | 15.10.14
Label:
KESEHATAN
Post a Comment