Pengenalan tentang dapur sudah ada
sejak zaman dahulu, bahkan sejak nenek moyang kita masih hidup dalam
pengembaraan, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Saat itu, sebuah
dapur hadir dalam bentuk aktivitas komunitas baik keluarga besar maupun
komunitas tertentu. Dimana mereka memasak bersama lalu berbagi dan makan
bersama. Lalu, apa arti dapur saat ini?
Pengertian dapur dalam sebuah rumah
harus di telusuri dari sejarah timbulnya dapur yang merupakan perkembangan atau
morfologi sebuah rumah. Zaman “dahulu” tak dikenal adanya ruang apapun di dalam
rumah, begitu juga ruang yang disebut sebagai dapur. Sebuah rumah, terdiri dari
satu ruang besar yang digunakan untuk menampung segala hal kegiatan. Kehadiran
dapur hanyalah terwakili oleh adanya tungku pemanas . kehadiran tungku pemanas
ini sangat berkait dengan kebutuhan manusia yang tinggal di dalamnya. Hawa
panasnya dapat dijadikan penghangat kala dingin menerpa. Sedangkan asapnya
mampu menjauhkan penghuni dari gangguan nyamuk dan serangga.
Dimana
dapur harus diletakkan?
Dapur mulai masuk ke dalam rumah
saat ruang-ruang dalam rumah mulai dipisah secara fungsi, seperti ruang tamu,
ruang keluarga, ruang tidur, ruang makan dan ruang dapur. Perbedaan nama setiap
ruang dibedakan oleh fungsi dan kegiatan yang acap kali dilakukan di dalam
ruang teretntu. Sejak keberadaannya berubah di dalam rumah, maka dapur menjadi
salah satu ruang utama yang harus ada dalam perancangan. Keberadaan dapur
menjadi sama berharganya dengan ruang lainnya oleh karena itu, orang mulai
merasa perlu menatanya agar tampil lebih indah. Penempatan dapur di dalam rumah
mengalami banyak pergeseran.
Saat kali pertama dapur mulai masuk
ke dalam rumah, posisinya menempati area belakang. Sebagian orang
beranganggapan, meski fungsinya amat penting, dapur tidak pantas ditampilkan
bagi semua orang. Pada perkembangan selanjutnya, sebagian masyarakat menengah
ke atas yang memiliki lahan yang berlebih mulai merencanakan membuat dua macam
dapur yaitu dapur kotor dan dapur bersih. Dapur kotor dikhususkan untuk kegiatan
memasak yang berbumbu dan menghasilkan banyak buangan (sampah) dan orang yang
beraktivitas umumnya adalah pembantu rumah tangga. Sehingga umumnya dapur kotor
diletakkan di bagian belakang, sedangkan dapur bersih diletakkan di bagian
depan atau samping rumah. Dapur bersih ini, umumnya hanya digunakan untuk
aktivitas memasak yang simple seperti sarapan atau memanaskan makanan.
Kini dengan semakin berkembangnya
zaman dan gaya hidup masyarakat kota yang serba sibuk memungkinan terbatasnya
komunikasi sesama anggota keluarga. Perkembangan saat ini banyak orang
menjadikan dapur sebagai sarana berkumpulnya keluarga. Sehingga tak jarang
dapur diletakkan di ruang tengah yang mudah di akses oleh seluruh anggota
keluarga dan menjadi sentra dimulainya segala kegiatan.
Penempatan dapur di dalam rumah
tidak bisa di standarisasi dan tidak ada teori baku yang mengatur hal ini.
perkembangan teknologi, tren, kultur social masyarakat, dan khususnya
perkembangan sosial pemilik rumahlah yang menentukan dimana dapur akan
ditempatkan.
Fungsi
Sosial
Dapur zaman dulu memiliki nilai
sosial yang sangat tinggi, karena sering berfungsi sebagai sentral nerkumpulnya
satu komunitas. Fungsi dapur erat sekali hubungannya dengan tatanan komunitas
yang ada saat ini, fungsi sosial diterapkan dalam lingkup yang lebih kecil
(individual) dalam arti keluarga di mulai disini. Didapur, anggota keluarga
dapat berkumpul dan melakukan aktivitas mengolah dan memasak makanan. Kegiatan
yang dilakukan bersama-sama ini mampu menimbulkan suasana akrab dan hangat
diantara anggota keluarga. Bahkan tak jarang, di dapur pun tuan rumah dapat
menerima tamu dan leluasa mengontrol sambil menyiapkan sajian.
Sebagai sentral kehidupan keluarga,
sebuah dapur benar-benar istimewa. Bagaimana tidak? Disinilah makanan yang kita
butuhkan setiap hari dibuat, ibarat tubuh manusia, ruang tamu adalah wajah dari
sebuah rumah, sedangkan dapur adalah jantungnya. Dapur menjadi penunjang utama
kehidupan sehari-hari dalam keluarga, segala aktivitas dan kreativitas keluarga
bersumber dari sini.
Manajemen
Dapur
Idealnya, agar leluasa mengolah dan
mempersiapkan masakan untuk keluarga, diperlukan dapur yang luas. Namun, karena
kondisi dan alasan tertentu seseorang merasa cukup menyediakan dapur yang tidak
terlalu luas. Agar area kecil ini tetap memberi rasa nyaman dan aman untuk
bekerja, manajemen dapur perlu diterapkan. Dapur yang nyaman, adalah dapur yang
praktis dan dapat mengalomodasi semua kebutuhan masak-memasak. berikit beberapa
hal yang mustinya diperhatikan, agar nyaman dan nyaman dan aman bekerja di
dapur.
Letak
dan posisi
Meletakkan dapur di sisi manapun dan bangunan
rumah itu sah-sah saja, mau di bagian belakang, samping, ataupun depan rumah.
Bahkan ada yang menyatukan dapur dengan ruang keluarga dan ruang makan
sekaligus. Alasannya, untuk menjalin keakraban antaraanggota keluarga. Mereka
nisa berada di titik berbeda dan melakukan aktivitas yang berlainan, namun pada
saat yang sama tetap bisa saling berhubungan. Kunci utama yang harus
diperhatikan saat menentukan letak dapur ada;ah fungsi dapur sendiri. Sebagai
ruang servis, dapur memiliki frekuensi pemakaian ruang yang tinggi. Oleh karena
itu, kemudian akses menjadi pertimbangan yang layak diperhitungkan. Dapur
selayaknya berdekatan dengan ruang-ruang yang berhubungan denganya, seperti
ruang makan atau pun ruang keluarga.
Sirkulasi
Udara dan Cahaya
Sirkulasi udara di dapur harus
terjaga, dapur yang baik dilengkapi dengan penyedot uap dan asap. Alat ini akan
meminimalisasi penyebaran asap dan aroma yang keluar dari kompor setiap kali
mengolah makanan. Jika asap tidak memnuhi ruang di dapur, maka dinding dan
semua peralatan dapur pun tak mudah kotor.
Selain penerangan alami (matahari)
lampu dapat pula dihadirkan untuk menambah pencahayaan pada sudut dan sisi
tertentu. Hal ini mengingat pekerjaan di dapur senantiasa berhubungan dengan
benda-benda tajam dan perlu ketelitian terhadap perubahan warna makanan yang
dimasak. Kehadiran lampu sangat membantu penerangan di samping juga memberi
nilai estetika pada dapur.
Perangkat
Dan Furnitur
Semua perangkat dan furnitur yang
digunakan hendaknya memakai bahan yang tepat dan sesuai. Jenis bahan yang
dipakai untuk membangun fasilitas yang ada sangat mempengaruhi kelancaran
beraktivitas di dapur. Pilih bahan yang sesuai untuk kebutuhan dan tidak
menimbulkan kesulitan saat menggunakan dan merawatnya.
Besaran
Minimal Sebuah Dapur
Ukuran sebuah dapur sangat
tergantung pada kebutuhan, hal ini tentu saja berbeda dan unik untuk setiap
orang. Berapa besar dan luas sebuah dapur sangat tergantung dari siapa yang
menggunakan, berapa yang memakai, serta jenis dan jumlah barang yang dipakai
dan disimpan.
Tip:
-
Tinggi mudah dijangkau meski tanpa
bantuan tangga
-
Laci dan pintu mudah dibuka dan
ditutup, misalnya dengan memilih engsel yang baik.
-
Untuk memudahkan pengambilan dan
penyimpanan, pilah sesuai jenis barang yang disimpan.
-
Mulailah dari perlengkapan utama
yang berukursn besar untuk memberi patokan bagi ukuran yang lain.
-
Simpan di bagian dalam dan yang sering (rutin)
dipakai di bagian luar agar mudah diambil
-
Untuk lemari gantung, pilih bahan
yang kuat menahan beban.
Menciptakan
Dapur Fungsional dan Enak Dilihat
1. Seleksi jenis aktivitas dan jumlah
pemakai serta jenis dan banyaknya barang agar dapat menentukan ruang gerak
minimal untuk kenyaman bekerja.
2. Tempatkan perlengkapan dapur sesuai
urutan kebutuhannya agar memudahkan penggunaannya.
3. Kedalaman tempat penyimpanan (lemari
dapur), sebaiknya tidak terlalu kecil agar barang yang disimpan tidak rusak dan
rapi didalamnya. Sedangkan fasilitas lain seperti meja kerja disesuaikan dengan
ukuran pemakai dan kondisi tempat.
4. Manfaatkan setiap sudut dapur dengan
desain yang kreatif, namun tetap memperhatikan akses jangkauan ke sudut yang
paling jauh sekalipun.
5. Keharmonisan tatanan dan sistem
kerja setiap fasilitas harus diperhatikan (penempatan furnitur yang tepat dan
efisien peenggunaannya)
6. Usahakan agar setiap mebel dan perlengkapan
mudah dijangkau dan digunakan
Post a Comment