Wanita adalah makhluk yang amat sulit dimengerti. Mereka umumnya minta untuk dihargai. Lalu mereka marah dan jengkel jika mereka diremehkan. Tetapi mereka tak punya jalan keluar untuk tidak diremehkan oleh pria.
Umumnya penyakit-penyakit yang kodrati kaum wanita itu, tidak pernah ada yang berat, ia menjadi penyakit berat setelah seorang wanita tidak berdiri sendiri secara individual, tetapi sudah menjadi bagian dari satu sisi masyarakat. Lebih jelas lagi penyakit-penyakit yang membuat wanita diremehkan adalah karena wanita itu terlibat dalam suatu kesibukan sosial. Yang pasti, dia bukanya wanita dari jenis "ibu rumah tangga".
Semua penyebab wanita diremehkan ini hanyalah bersumber pada soal prinsip : tiap wanita merasa berhak diperhatikan, dan membawa sifat naluriah ingin menjadi "primadona" di antara sejenisnya. Dia merasa harus menjadi bintang diantara bintang-bintang yang ada di suatu tempat dan peristiwa.
Hanya karena tingkah dan ulahnya sendiri, citra primadona yang justru dia harapkan berbalik menjadi hal yang tidak dia harapkan....ia diremehkan.
5 jalan keluar agar wanita tidak diremehkan:
1. Biang Gosip
Biasanya, dalam acara-acara resmi atau tidak resmi, kita sering menyaksikan ada wanita yang kasak-kusuk kian kemari, membisiki si Anu atau si Anu. Mulai dari bajunya, sepatunya, tas ataupun aksesoris yang dipakai oleh si Anu. Bahkan wanita ini lalu menyebarkan gosip si A atau si B. Karena umumnya wanita-wanita punya kesenangan akan gosip tadi, menghamburkan kebiasaannya ini. Dia lupa, setelah dia berlalu, sorang nyonya yang dibisiki gosip tentang nyonya X tadi akan berbisik lagi kepada teman sebelahnya, kadangkala malah melaknatnya. Sungguh hal yang menyedihkan, pada akhirnya wanita biang gosip tadi menjadi "populer" dengan cara yang negatif di antara wanita-wanita lain. Lantas ia pun diremehkan.
2. Suka Mengatur
Pernahkan melihat seorang wanita, yang sebenarnya bukan "panitia" dari suatu acara, namun dia punya kebiasaan mengatur ini dan itu? Wanita semacam ini ingin memberi kesan dirinya "orang penting". Padahal dia telah membosankan pandangan umum. Bukan penghargaan khalayak yang dia dapat, malahan dia akan diremehkan orang-orang yang hadir.
3. Tidak serasi Dengan Suasana
Kadangkala, sumber dari kasus ini adalah sederhana. Wanita dari jenis ini, tidak memahami kesenian menampilkan diri di antara orang. Maksudnya, dengan suatu pakain yang serba gemerlapan. Wanita jenis ini ingin mendapatkan perhatian sebagai "yang nomor satu" tetapi suasana ditempat membutuhkan sesuatu yang agung, yang khusus, sehingga pakaian yang dikenakannya tidak serasi dengan suasana. Dia bukannya dihargai, tapi dia akan menerima perlakuan sebaliknya : diremehkan
4. Bertindak Sesuai Fungsi
Pada acara tertentu misalnya dalam sebuah resepsi, kita sering melihat seorang wanita begitu sibuknya, sehingga mau tidak mau dia menjadi perhatian umum. Tapi umum lalu melihat bahwa kesibukannya itu tidak perlu, bahkan mubazir, sehingga "Nona Sibuk" atau "Nyonya Sibuk" itu memberikan kesan bahwa ia merusak warna dari suasana yang sedang berlangsung. Ia menjadi tokoh yang membikin "belang" peristiwa itu. Ia bertindak, sibuk, tak sesuai dengan fungsinya. Ia pasti akan diremehkan orang banyak.
5. Sok Tahu
Coba perhatikan dalam suatu pembuatan rumah. Sebuah rumah dibangun dengan karya seorang arsitek, mungkin dari desain hingga pelaksanaannya. Tetapi ada wanita yang sok tahu mengenai dunia arsitektur.
Dia sibuk pula dengan memberikan komentar ini dan itu mengenai bahan dan komposisi bangunan. Dia mungkin disetujui oleh orang-orang yang bertugas membangun rumahnya, karena itu memang rumah milik, wanita itu. Tetapi, ketika keadaan ini sudah melewati batas, dia akan diremehkan, sampai oleh petugas yang paling kecil jabatannya dalam membangun rumah itu.
Post a Comment