Sumber gambar: bbc.co.uk
Kembali lagi kita berkisah tentang topik merokok, mengapa rokok menjadi begitu berbahaya bagi kesehatan diri? Disisi lain industri rokok, khususnya di Indonesia memiliki jasa yang besar bagi devisa negara maupun bagi pekerja di industri ini. Bagaimana tidak, pada industri rokok tertampung ribuan bahkan ratusan ribu karyawan yang menggantungkan nasibnya. Dan bagaimana jadinya apabila industri ini ditutup? Tapi haruskah sebuah produk yang notabene-nya dapat membahayakan masih tetap dipertahankan? Sungguh menjadi sebuah dilema bagi semua pihak yang terkait didalamnya.
Tetapi efek dari rokok ini sungguh luarbiasa membahayakan, apalagi bagi seorang wanita hamil yang adalah perokok aktif. Dilansir dari laman bbc.co.uk, peneliti menemukan bukti kuat keterkaitan merokok dan kerusakan jantung bayi. Bayi yang lahir dari perempuan berusia diatas 35 tahun yang merokok memiliki risiko besar memiliki kerusakan jantung, menurut peneliti Amerika.
Studi, yang dilakukan Seattle Children's Hospital, memperkuat bukti yang menunjukkan bahaya merokok ketika hamil terhadap jantung bayi, juga meningkatkan risiko keguguran, bayi dengan berat badan rendah dan kelahiran prematur.
Sekitar 13% perempuan di Inggris tetap merokok semasa kehamilan, pemerintah telah menetapkan target penurunan sekitar 11% pada 2015. Peneliti menyebutkan merokok selama hamil menyumbang 1-2% semua jenis kerusakan jantung pada bayi. Studi yang disampaikan dalam pertemuan Kalangan Akademisi Kesehatan Anak di Vancouver Kanada, oleh para ilmuwan dari Seattle Children's Hospital dan Ahli kesehatan masyarakat Universitas Washington.
Para peneliti menganalisa data rumah sakit dari 14.128 anak yang lahir dengan kerusakan jantung antara tahun 1989 dan 2011 dan membandingkannya dengan data drai 62.000 anak-anak yang lahir tanpa kerusakan jantung di tahun yang sama. Tentunya hal ini menjadi masalah yang sangat serius.
Negara Inggris sendiri, menargetkan menurunkan angka perempuan perokok 11 % pada 2015. Mereka menemukan jumlah anak-anak dengan kerusakan jantung yang ibunya mengatakan mereka merokok selama masa kehamilan dan jumlah anak yang tidak menderita kerusakan jantung yang ibunya perokok.
Hasilnya menunjukkan bahwa bayi dari ibu perokok memiliki kerusakan jantung bawaan jika ibu mereka merokok selama masa kehamilan - dan risikonya lebih besar bagi bayi dengan ibu perokok berat (merokok lebih dari 20 batang per hari).
Bagi perempuan, berusia diatas 35 tahun, memiliki risiko melahirkan bayi dengan kerusakan jantung, jika mereka merokok, dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok selama hamil.
Dr Patrick Sullivan, yang memimpin penelitian dan merupakan ahli jantung anak di Seattle Children's Hospital, mengatakan: "Merokok selama kehamilan merupakan masalah serius yang meningkatkan risiko terhadap bayi.
"Penelitian kami mendukung hipotesis yang menyebutkan merokok di masa kehamilan dapat meningkatkan risiko kerusakan jantung yang spesifik."
Dr Sullivan mengatakan belum mengetahui secara utuh bagaimana merokok dapat merusak jantung bayi selama masa kehamilan, tetapi diduga berkaitan dengan terbatasnya oksigen yang mengalir ke jantung.
Mengerikan sekali dimana secara langsung kita telah merusak kehidupan buah hati kita. Mudah-mudahan setelah membaca artikel ini para sahabat syenny dapat menghentikan kebiasaan merokok terutama bagi wanita yang sedang mengandung.
Post a Comment